Di sebuah galaksi bernama Milky Way, terdapat gugusan planet-planet beserta satu bintang besar yang terletak di lengan kiri galaksi tersebut. Kumpulan benda-benda langit itu disebut Tata Surya. Bumi kita yang biru nan indah itu kelihatan melayang dengan tenang dan damainya di sana, tanpa mengetahui ada bahaya serius yang sedang menuju ke arahnya, yang mungkin akan menyebabkan kepunahan semua makhluk hidup di dalamnya, termasuk spesies yang (kelihatannya) paling berkuasa, manusia. Sekelompok makhluk luar angkasa (alien) tiba-tiba menyerang bumi di tengah ramainya siang, tepatnya di benua Australia. Hanya dalam waktu beberapa hari saja seluruh benua Australia telah dikuasainya. Semua negara-negara berusaha melakukan kontak dengan benua tersebut tapi hasilnya nihil. Tidak diketahui juga nasib ratusan juta penduduk yang tinggal di dalamnya. Negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, China, Inggris, Perancis, Rusia, Jepang, dan negara-negara lainnya bergantian mengirimkan seluruh angkatan tempur mereka kesana, termasuk pesawat-pesawat canggih dan kapal-kapal induk untuk menyerang alien itu, namun alien itu telah membangun suatu sistem pertahanan spektakuler yang meliputi seluruh benua Australia secara melingkar setinggi 5 km ke udara dan laut, sehingga penyerangan itu sungguh tak berarti apa-apa bagi sang alien. Malah pesawat-pesawat itu ditaklukkan secara tidak seimbang oleh mereka, sebagai bukti bahwa teknologi mereka sudah sangat jauh di atas kepintaran manusia itu sendiri. Alien tersebut kemudian berencana membangun tachyon cannon (cahaya tachyon dapat mengubah apapun yang dikenainya menjadi debu) dalam waktu 3 bulan dengan target penembakan ke ibukota seluruh dunia. Mereka juga memberi ultimatum kepada manusia, jika dalam waktu 3 bulan tidak segera menyerah, maka tachyon cannon akan dilepaskan secara serentak dan hari itu akan menjadi hari kiamat manusia. Seluruh presiden dari negara adidaya berkumpul untuk membahas masalah yang mengerikan ini. Beberapa dari mereka mengajukan penggunaan bom nuklir dari semua negara tersebut untuk menghancurkan sistem pertahanan alien. Namun beberapa menolak karena dampaknya akan menghancurkan bumi itu sendiri menjadi kepingan-kepingan batu tak berguna di jagat raya. Nampaklah keputus-asaan di wajah-wajah seluruh manusia. Apakah ini pertanda telah datang hari kiamat itu?Apakah manusia akan menyerah begitu saja untuk menjadi budak para alien? Tidak adakah cara lain untuk melawan mereka? Tiba - tiba saja muncul ide gila dari presiden Amerika saat itu, Thomas Iverson. Beliau adalah orang yang sangat menggemari mitos-mitos, khususnya di bidang mitologi dan cryptozoologi (ilmu yang mempelajari hewan maupun makhluk tersembunyi), sehingga mengusulkan agar meminta bantuan kepada mereka, apalagi mereka dipercayai mempunyai kekuatan magis yang mungkin saja dapat mengalahkan teknologi para alien. Ide gila ini segera saja menjadi bahan tertawaan seluruh pemimpin negara. Tidak ada yang mau mempercayai beliau karena memang kedengarannya sangat tidak masuk akal. Namun, beliau tidak menyerah begitu saja. Segera saja beliau mencari data tentang keberadaan para makhluk itu dan menandai lokasi tempat mereka kemungkinan besar berada. Nampak 11 titik merah di peta dunia itu. Kemudian, beliau memanggil seseorang yang sangat berpengalaman dari CIA, seseorang yang mempunyai daya pikir, kemampuan bela diri dan pemakaian senjata di atas rata-rata manusia, untuk mengemban misi penyelamatan dunia: mencari di 11 titik merah tersebut dengan harapan dapat menemukan dan bekerja sama dengan makhluk-makhluk mitos yang dimaksud. Di sinilah inti cerita akan mengalir. Seiring dengan berjalannya waktu yang semakin hari semakin mendekati jurang kebinasaan, apakah pahlawan kita ini akan menemukan mereka, yang kemungkinan besar hanyalah makhluk khayalan belaka? Apakah perang antara Magis vs Teknologi yang disebut presiden Thomas Iverson sebagai satu - satunya harapan penyelamat manusia beserta makhluk hidup lainnya itu akan terwujud? |